Klaten – Menjelang Hari Raya Idul Adha, para perajin besek di Klaten, Jawa Tengah, tengah sibuk memproduksi besek untuk memenuhi lonjakan permintaan pasar. Besek, wadah tradisional berbahan bambu yang biasanya digunakan untuk membungkus daging kurban, menjadi pilihan banyak masyarakat sebagai alternatif ramah lingkungan dibandingkan plastik.
Salah satu perajin besek, Sumarno (52), mengaku sudah menerima pesanan dalam jumlah besar sejak awal bulan ini. Ia bahkan harus menambah jumlah pekerja untuk mempercepat produksi guna memenuhi target pesanan.
“Alhamdulillah, tahun ini permintaan meningkat dibandingkan tahun lalu. Banyak pelanggan yang lebih memilih besek karena lebih alami dan mudah terurai,” ujar Sumarno saat ditemui di rumah produksinya di Kecamatan Prambanan, Klaten.
Selain faktor lingkungan, alasan lain meningkatnya permintaan besek adalah aturan yang diterapkan oleh beberapa masjid dan panitia kurban yang mendorong penggunaan wadah ramah lingkungan untuk pembagian daging.
Meski demikian, Sumarno mengakui bahwa tantangan utama dalam produksi besek adalah keterbatasan bahan baku bambu dan fluktuasi harga yang sering terjadi menjelang hari raya. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para perajin untuk terus berproduksi dan menjaga kualitas hasil kerajinan mereka.
“Kami berharap tren penggunaan besek terus meningkat, tidak hanya saat Idul Adha, tapi juga pada acara-acara lain seperti pernikahan dan hajatan,” tambahnya.
Dengan waktu yang semakin mendekati hari raya, para perajin besek di Klaten terus berupaya memastikan ketersediaan stok agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.